Senin, 15 Februari 2010

maaf..

langitku..
awalnya ku pikir malamku selalu kelabu
awalnya ku kira angin tak inginkan aku ada..
awalnya ku rasa halumis itu tidak lagi mau ku sentuh..

nyatanya..
aku dapatkan tempat untuk malam ku di alam pikiran
aku dapatkan prediksi angin yang akan datang saat ku inginkan
aku dapat rasakan ujung halumis itu dijariku

langitku..
salahkah aku bila sampai detik ini
ku terus pertahankan satu lapis selimut hangat
tempatku bergelung bila dinginku menerpa..
tempatku bermain pola disaat kemonotonan garis angkuh menatap?
dimana ku dapat berputar dengan sang angin saat malam melintas?
dimana ku punya keberanian tuk peluk malam hingga pagi enggan bersua?
tempatku melingkari asa dengan persona yang berbeda?

langitku..maafkan aku..
bila janji tuk lipat selimut hangat ini belum ku penuhi
bukan maksud tuk menjadi munafik dalam rasa
tetapi apakah tidak akan lebih tersakiti..
bila lipatan itu ternyata tidak lagi membuat nyaman asa yang terurai?